Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Header Ad

Breaking News

latest

Harga Jagung Anjlok, PW IPM NTB Harap Pemerintah Provinsi NTB Komparatif

  Berita Kab Bima NTB || Menjelang Panen raya pada bulan April 2025 Harga jagung berangsur turun hingga kini, harga jagung terus anjlok Rp. ...

 


Berita Kab Bima NTB || Menjelang Panen raya pada bulan April 2025 Harga jagung berangsur turun hingga kini, harga jagung terus anjlok Rp. 4.400 dengan kadar air 16.0-19.0 persen harga gudang. Sedangkan harga kapal Kadar air 15.0-17.0 Rp. 4.450.

Masrin Hasanuddin Ketua Umum Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat (PW IPM NTB), menyampaikan di media ini bahwa Negara Indonesia Adalah negara Agraris. Negara agraris merupakan negara yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Istilah negara agraris merujuk pada negara yang sebagian besar ekonominya dalam memenuhi kebutuhan primer dan sekunder bergantung pada sektor pertanian lebih khusus jagung.

Kenyataannya bahwa salah satu hasil tani primer Masyarakat umum lebih khusus di pulau sumbawa mempertaruhkan nasib dan kesejahteraan hidupnya dengan bertani jagung. Oleh karena itu PW IPM NTB meminta pemerintah Komparatif terkait dengan harga jagung yang anjlok dapat dipastikan jika terus anjlok masyarakat akan  pesimis dalam menjaga ketahanan Pangan.

Kami meminta kepada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kepala Daerah di Pulau Sumbawa. Agar memperjuangkan Harga di patok sesuai (HPP) di pusat.

Kondisi terpuruk ini selalu menghantui petani di Pulau Sumbawa. Pemerintah harus melihat kondisi pengeluaran reproduksi agar sekiranya petani mendapatkan keuntungan lewat proses panjang mulai dari pembersihan, penyemprotan, persiapan bibit, pemupukan, sampai panen dan jerih payahnya terbayar oleh hasil dan harga yang memuaskan bukan malah sebaliknya.

Karena PW IPM NTB menilai  satu-satunya metode dalam pencapaian kesejahteraan negara kita sebagai negara agraris adalah pertahanan pangan yang besar dan membahagiakan rakyat sesuai amanat konstitusi kita. Konklusinya adalah masyarakat akan pesimis dalam segala hal jika kondisi terpuruk ini terus berlangsung pemerintah harus hadir di tengah-tengah kondisi terpuruk ini. Kami meminta kepada pemerintah setidak-tidaknya Komparatif dengan biaya reproduksi dan masyarakat mendapatkan keuntungan tutupnya.

Tidak ada komentar